Erupsi Gunung Merapi Hanya Erupsi Gas Kecil

Erupsi Gunung Merapi Hanya Erupsi Gas Kecil – Erupsi tersebut di deteksi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). BPPTKG mengatakan bahwa erupsi yang terjadi adalah erupsi gas kecil yang mana masyarakat tidak perlu mengkhawatirkannya.

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi  BPPTKG, Hanik Humaida kepada wartawan tinggi kolom 200 meter merupakan erupsi dari gas selama 2 menit lebih. raja slot

Kolom erupsi ini membentuk kolom yang tingginya mencapai 2000 meter.

Erupsi Gunung Merapi Hanya Erupsi Gas Kecil

Tercatat dalam seismogram terekam erupsi dengan amplitude 75 mm durasi 150 detik.

Erupsi yang terjadi pada pagi hari ini merupakan erupsi kecil yang adalah karakter dari Gunung Merapi itu sendiri. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir akan hal tersebut. Karena dari data-data yang didapatkan tidak ada kenaikan secara signifikan. www.americannamedaycalendar.com

 Gunung Merapi kembali mengalami erupsi freatik pagi ini. Warga yang bermukim sekitar 3,5 km dari puncak Gunung Merapi di Boyolali sempat mendengar suara gemuruh.

“Iya mendengar suara gemuruh kurang lebih 2-3 menit mas,” kata Kepala Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Maryanto, kepada detikcom Kamis (13/2/2020) pagi.

Terdengar jelas oleh warga di Dukuh suara gemuruh pada saat terjadi letusan freatik. Karena, daerah Dukuh itu jaraknya 3,5 km dari puncak Gunung Merapi. Tetapi meletusnya Gunung Merapi tidak mengganggu aktivitas warga setempat. Warga yang mayoritas pekerjaannya sebagai petani tetap beraktivitas seperti biasa dengan bertani.

“Alhamdulillah normal,” ujarnya.

Kata Maryanto, letusan yang terjadi pada pagi hari ini tidak mengganggu aktivitas para masyarakat, di wilayahnya juga belum ada tanda-tanda turunnya hujan dengan abu.

Gunung Merapi mengalami erupsi freatik sekitar pukul 05.16 WIB tadi. Tinggi kolom mencapai 2.000 meter. Gunung Merapi kini masih dalam status waspada.

Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mengalami erupsi pada hari ini, Kamis (13/2/2020). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan tinggi kolom erupsi yang terjadi pukul 05.16 WIB mencapai 2.000 meter.

BPPTKG – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mengamati angin berhembus ke arah barat laut, sedangkan erupsi terjadi selama 150 detik. Namun, pantauan saat ini angin berhembus tenang.

BPPTKG dalam akun twitternya menyebutkan Tingkat aktivitas Merapi saat ini WASPADA (Level 2).

General Manager PT Angkasa Pura 1 Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama, mengatakan erupsi ini tidak mempengaruhi jadwal penerbangan di Bandara Adi Sutjipto.

Aktivitas penerbangan di bandara Adisutjipto juga masih berjalan secara normal. Menurut laporan dari BPPTKG, erupsi Merapi menyebabkan kolom abu yang terlihat berwarna putih hingga dengan kelabu yang intensitasnya mengarah ke arah barat laut.

Erupsi yang terjadi pada pukul 05.16 WIB pagi tadi menimbulkan kolom erupsi setinggi 2.000 meter. Dilaporkan, erupsi Merapi menimbulkan kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat laut. Terekam melalui seismograf, erupsi ini dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 105 detik.

Sejak 21 Mei 2018, status Gunung Merapi hingga saat ini masih Waspada.

“Gunung Merapi yang terakhir meletus hebat pada 2010 lalu masih berstatus level 2 atau ‘Waspada’ sejak 21 Mei 2018,” kata Agus Wibowo, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam siaran pers, Kamis pagi.

Pada level tersebut, katanya, PVMBG merekomendasikan warga atau pengunjung tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 3 km dari puncak gunung. Pemerintah berharap warga mampu mengantisipasi potensi abu vulkanik dari Gunung Merapi, awan panas maupun letusan eksplosif.

Di samping itu, PVMBG mencatat potensi bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif. Karen juga ada potensi bahaya dari lahar, khususnya apabila terjadi hujan di sekitar puncak gunung.

Merapi mendominasi tepat di utara kota Yogyakarta di salah satu daerah berpenduduk paling padat di dunia. Merapi adalah yang termuda dan paling selatan dari rantai gunung berapi yang membentang ke gunung berapi Ungaran. Bangunan Merapi modern yang memiliki sisi curam, bagian atasnya yang tidakvegetasi karena aktivitas erupsi yang sering terjadi, dibangun di sebelah barat daya sebuah lereng curam yang memotong gunung tua Batulawang yang terkikis.

Aliran piroklastik dan lahar yang menyertai pertumbuhan dan keruntuhan kubah lava puncak sisi aktif yang aktif telah menghancurkan tanah pertanian di sisi barat-ke-selatan gunung berapi dan menyebabkan banyak kematian selama masa sejarah. Sejak tahun 1953, aktivitas telah ditandai oleh ekstrusi lava ke dalam kawah puncak, dengan runtuhnya kubah lava periodik dan pembentukan nuée ardente. Puncak pertumbuhan kubah lava telah berlanjut sejak ledakan gas 1969. Ini dipantau dari Observatorium Gunung Merapi (MVO) di Yogyakarta.

Erupsi Gunung Merapi pada hari Kamis (14/2/2020) pukul 5.16 WIB, berjenis erupsi gas yang merupakan karakteristik Gunung Merapi saat ini.

Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida.

“Erupsi ini terjadi pada pukul 05.16 WIB, dengan tinggi kolom 2000 meter, erupsi gas ini berlangsung selama 150 detik. Ini merupakan karakteristik dari Gunung Merapi saat ini,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat sekitar tidak perlu panik karena erupsi gas yang terjadi tadi pagi merupakan erupsi gas berskala kecil.

Data yang didapat dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

“Erupsi pagi tadi tidak ada awan panas, hujan abu ada kira-kira 10 km disebabkan karena akumulasi gas terakhir ada ekstruksi magma,” ucapnya.

Erupsi Gunung Merapi Hanya Erupsi Gas Kecil

Ditanya mengenai kondisi kubah lava saat ini, Ia menjelaskan pihaknya masih melihat situasi saat ini.

“Kemarin belum ada perubahan signifikan, kita masih melihat kondisi, saat sudah aman nanti kita akan ambil lagi datanya, karena kalau melihat langsung belum bisa,” ujarnya.

Ada pertanyaan mengenai dampak erupsi ini bagi kunjungan Presiden Jokowi, karena saat ini pihaknya sedang melakukan rapat dengan instansi yang terkait.

“Kita berikan data-data yang kami punya, rekomendasi jarak aman tetap 3 kilometer dari puncak sedangkan jurang jero dengan puncak merapi berjarak 9 kilometer. Status Merapi saat ini masih waspada,” paparnya.

Gunung Merapi erupsi pagi ini. Erupsi tadi pagi merupakan erupsi gas menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

“Tadi pagi terjadi erupsi di gunung merapi pukul 05.16 WIB. Tinggi kolom 2000 meter itu adalah erupsi gas selama 150 detik,” ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida kepada wartawan, Kamis (13/2/2020).

“Jadi saya tekankan di sini adalah ini karakternya Merapi saat ini adalah erupsi gas yang kecil,” tegasnya.

Penyebab terjadinya erupsi Gunung Merapi tadi pagi, lanjut Hanik, yakni akumulasi gas yang berada di kantong magma Merapi.

Hanik meminta kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir.